Ayo, berhijrah!
Kematian tidak menunggumu menjadi baik dulu. Maka, sadarilah untuk berubah menjadi yg lebih baik dari Sekarang juga.
#RoisFebUnila
Friendly, Trendy, Menginspirasi
Aku punya cara sendiri untuk mengejar kemauanku, walau cuma lari-lari kecil atau bahkan jalan santai. Allah pasti kasih yang terbaik sesuai ikhtiar dan kedekatan pada-Nya.
Ayo, berhijrah!
Kematian tidak menunggumu menjadi baik dulu. Maka, sadarilah untuk berubah menjadi yg lebih baik dari Sekarang juga.
#RoisFebUnila
Friendly, Trendy, Menginspirasi
Wahai Kader Dakwah, Ikhlaslah..
Ikhlas itu… menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah. Karenanya… pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita.
Ikhlas itu… Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.
Ikhlas itu… Ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.
Ikhlas itu… Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.
Ikhlas itu… Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.
Ikhlas itu… Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.
Ikhlas itu… Ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.
Ikhlas itu… Ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.
Ikhlas itu… Ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu ogah bekerja.
Ikhlas itu… Ketika khilaf mendorongmu minta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, ketika ketinggalan mendorongmu mempercepat kecepatan.
Ikhlas itu… Ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.
Ikhlas itu… Ketika kau bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta.
Ikhlas itu… Gampang diucapkan, sulit diterapkan… namun tidak mustahil diusahakan.
Tetap memohon kepada Allah agar senantiasa berkenan memberikan kemudahan dan serta keistiqomahan dalam mencari ridho-Nya. Aamiin.
Sumber: https://danusanjaya.wordpress.com/2015/03/23/wahai-kader-dakwah-ikhlaslah/
Kuncinya Mengulangi!!
Saudaraku, janganlah berputus asa ketika kita belum bisa menguasai sesuatu hal, karena untuk menjadi seorang yang Expert (Ahli) dalam segala bidang, kita perlu waktu lama untuk mengulang-ulangnya.
Al-Qur’an pun telah memuat firman Allah yang membukakan kepada kita kunci daripada pengajaran, yaitu pengulangan:
"Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka" (QS. Thohaa [20]: 11)
Dikutip pula dari ungkapan Imam Syafi’i:
“Wahai saudaraku, kalian tidak akan dapat menguasai ilmu kecuali dengan 6 syarat yang akan saya sampaikan: dengan kecerdasan, bersemangat, kesungguhan, dengan memiliki bekal (investasi), bersama pembimbing, serta waktu yang lama!”
Jadi, Wahai pengemban dakwah Islami, bersabarlah untuk menjadi ahli. Terus berlatih dan mengulangi. Perlahan tapi pasti kau kuasai.
Muliakan Mereka (Anak Yatim)
Sebanyak apapun uang yang dimilikinya, tetap tidak sebahagia saat ia bersama dengan orang tuanya.
Sebagus apapun fasilitas yang kita berikan padanya, tetap tak seenak fasilitas bersama kedua orang tuanya.
Mereka tampak bahagia bersama kita, tapi sebenarnya banyak kesedihan yang mereka tutup.
Mereka berusaha untuk tetap tersenyum di depan kita, padahal setiap malam mereka menangis mengingat orang tuanya.
Masalah yang kita alami tidak lebih berat dari masalah yg mereka alami. Bersyukurlah.
Maka, muliakanlah anak yatim, sungguh bukan hanya materi saja yang mereka inginkan, tetapi kasih sayang dari saudara, teman, dan sahabat2nya jg sangat mereka inginkan.
Allah berfirman dalam QS. Al-baqarah: 215
"Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya."
Semoga kita senantiasa merangkul mereka, adik2 kita kakak2 kita yg sudah ditinggalkan orang tuanya.
Hadiah Terakhir Dari Sang Ayah 'Kisah Sedih Mengharukan'
Renungan - Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah, sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.
Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.
Diapun ber'angan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya, Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.
Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!
Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di belakangnya terukir indah namanya dengan sutra emas.
Gadis itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?" Lalu dia membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa yg harus di lakukannya..
Tahun demi tahun berlalu
sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak yang cerdas.
Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.
Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap ayahnya.
Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu.
Sesuatu jatuh dari bagian kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.
Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga
Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa terobati...
Sumber: http://keneldikwok.blogspot.com/2013/05/Hadiah-Terakhir-Dari-Sang-Ayah-Kisah-Sedih-Mengharukan.html?m=1